Gangguan/Masalah Kebutuhan Oksigenasi
1. Hipoksia
Pengertian
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya
pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defesiensi oksigen atau peningkatan
penggunaan oksigen di tingkat sel,sehingga dapat memunculkna tanda seperti
kulit kebiruan (sianosis).Secara umum, terjadinya hipoksia ini disebabkan oleh
menurunnya kadar hb,menurunnya difusi O2 dari alvecli ke dalam darah,
menurunnya perfusi jaringan,atau gangguan ventilasi yang dapat menurunnya
konsentrasi oksigen.
Penyebab
Penyebab hipoksia dapat dilihat dari penyebab
terjadinya sianosis sentral dan perifer. Sianosis sentral dapat
disebabkan oleh:
Kondisi di mana kadar oksigen berkurang seperti:
daerah ketinggian, fungsi paru-paru yang sudah berkurang, hubungan yang tidak
selaras antara oksigen yang masuk ke paru dan oksigen yang dapat dialirkan oleh
darah ke seluruh tubuh, beberapa tipe penyakit jantung bawaan;
·
Hemoglobin dengan afinitas (ketertarikan) yang rendah terhadap
oksigen;
·
Kelainan dari hemoglobin seperti: methemoglobinemia, sulfhemoglobinemia,
karboksihemoglobinemia.
Sedangkan sianosis perifer dapat disebabkan oleh:
·
Kondisi yang dapat menyebakan menurunnya curah jantung (volume darah yang
dipompakan jantung ke seluruh tubuh tiap menit);
Paparan terhadap dingin;
·
Sumbatan pada pembuluh darah arteri atau vena.
Pengobatan
Pencegahan merupakan pengobatan terbaik. Evaluasi
pasien secara lengkap merupakan hal yang penting. Hipoksia merupakan hal yang
perlu dihindari pada pasien dalam keadaan sakit berat, keracunan, dan anemia
/ kurang darah. Penting untuk mengetahui sejak kapan pasien mengalami
sianosis. Sianosis yang terjadi sejak lahir mengarah ke suatu penyakit jantung
bawaan. Sianosis sentral dan perifer harus dibedakan karena penyebab yang
berbeda-beda. Pemijatan atau penghangatan pada ujung-ujung jari yang kebiruan
(sianosis perifer) dapat meningkatkan aliran darah dan menghilangkan
sianosis tersebut, tetapi hal ini tidak terjadi pada kasus sianosis sentral.
Kadar oksigen di pembuluh darah arteri juga harus ditentukan dengan analisis
gas darah.
Pencegahan dan pengobatan hipoksia dapat dilakukan
dengan pemberian oksigen. Pemberian oksigen disesuaikan dengan kadar oksigen
dalam darah dan diberikan dengan aliran sedemikian sehingga kadar oksigen dalam
darah di atas 90%. Pengobatan umum untuk hipoksia histotoksik adalah oksigen
hiperbarik. Pengobatan khusus untuk keracunan sianida adalah nitrit
atau biru metilen dengan cara membentuk methemoglobin dari
hemoglobin yang selanjutnya akan menetralkan sianida. Akan tetapi, penggunaan
nitrit harus berhati-hati karena dapat menimbulkan hipoksia anemik jika
diberikan dalam jumlah besar.
Pemberian terapi oksigen juga perlu berhati-hati pada
pasien dengan kegagalan pernapasan yang berat seperti penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK). Normalnya, laju napas kita dipengaruhi oleh kadar karbondioksida
dalam darah. Jika kadar karbondioksida tinggi, otak akan mempercepat laju napas
kita agar kadar oksigen naik dan kadar karbondioksida turun. Akan tetapi, pada
pasien dengan PPOK, otak tidak sensitif lagi dengan kadar karbondioksida yang
tinggi dan laju napas justru dipengaruhi oleh kadar oksigen yang rendah.
Pemberian oksigen yang berlebihan tentunya dapat membuat otak mengurangi laju
napas sampai dapat terjadi henti napas.
2.Perubahan pola perpasaan
Takipnea merupakan pernapasan dengan frekuensi
lebih dari 24 kali per menit.proses ini terjadi karena paru-paru dalam
keadaan atelektaksis atau terjadi emboli. Bradipnea merupakan pola pernapasan
yang lambat abnormal,kurang lebih 10 kali per menit.Pola ini dapat ditemukan
dalam keadaan peningkatan tekanan intrakranial yang di sertai narkotik atau
sedative.
Hiperventilasi merupakan cara tubuh
mengompensasi metabolisme tubuh yang terlamapau tinggi dengan pernapasan lebih
cepat dan dalam sehingga terjadi peningkatan jumlah oksigen dalam
paru-paru.proses ini ditandai adanya peningkatan denyut nadi,napas
pendek,adanya nyeri dada,menurunnya konsentrasi CO2,dan lain-lain.keadaan
demikian dapat di sebab kan oleh adanya infeksi,ketidakseimbangan asam
basa,atau gangguan psikologis.Pasien dengan hiperventilasi dapat mengalami
hipokapnea,yaitu berkurangnya CO2 tubuh di bawah batas normal sehingga
rangsangan terhahadap pusat pernapasan menurun.
Kussmual merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal
yang dapat ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metabolik. Hipoventilasi
merupan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup pada saat
ventilasi alveolar,serta tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli
dalam penggunaan oksigen.Tidak cukupnya oksigen untuk di gunakan ditandai
dengan adanya nyeri kepala;penurunan kesadaran;disorientasi atau
ketidakseimbangan elektrolit yang dapat terjadi akibat atelektasis;otot-otot
pernapasan lumpu;depresi pusat pernapasan;peningkatan tahanan jalan udara
pernapasan;penurunan tahanan jaringan paru-paru dan toraks;serta perturunan
compliance paru-paru dan toraks.keadaan demikian menyebabkan hiperkapnea,yaitu
retensi CO2 dalam tubuh sehingga PaCo2 meningkat (akibat hipoventilasi) dan
akhirnya mengakibatkan depresi susunan saraf pusat.
Dispnea merupakan sesak dan berat saat pernapasan.hal
ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan kerja berat /kelebihan,dan
pengaruh psikis. Ortopnea merupakan kesulitan bernapas kecuali dalam posisi
duduk atau berdiri dan pola ini sering di temukan pada seseorang yang mengalami
kongestif paru-paru. Cheyne stokes merupakan siklus pernapasan yang
amplitudonya mula-mula naik kemudian menurun dan berhenti,lalu pernapasan
dimulai lagi dari siklus baru.periode apnea berulang secara taratur. Pernapasan
paradoksial merupakan pernapasan di mana dinding paru-paru bergerak berlawanan
arah dari keadaan normal.sering di temukan pada keadaan etelektasis.
Biot merupakan pernapasan dengan irama yang mirip
dengan cheyne stokes,akan tetapi amplitudonya tidak teratur.pernapasan ini di
tandai dengan preode apnea tak beraturan,bergantian dengan preode pengambilan
empat atau lima napas yang kedalamnya sama. Pola ini sering di jumpai pada
pasien dengan radang selaput otak,peningkatan tekanan intrakranial,trauma
kepala,dan lain-lain. Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi karena
penyempitan pada saluran pernapasan.pada umumnya di temukan pada kasus spasmetrakhea
atau abstruksi laring.
3.Obstruksi jalan napas
Obstruksi
jalan napas merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernapasan yang
mengalami ancaman,terkait dengan ketidakmampuan bentuk secara efektif.hal ini
dapat di sebabkan oleh secret yang kental atau berlebihan akibat penyakit
infeksi;immobilisasi;stasis sekresi; serta batuk tidak efektif karena penyakit
persarafan seperti cerebro vaskular accident(cva),akibat efek pengobatan
sedatif,dan lain-lain.
Tanda Klinis
a. Batuk tidak efektif atau tidak ada.
b. Tidak mampu mengeluarkan sekret di jalan napas.
c. Suara napas menunjukkan adanya sumbatan.
d. Jumlah,irama,dan kedalaman pernapasan tidak normal.
4.Pertukaran gas
Pertukaran gas merupakan suatu kondisi pada individu yang mengalami penurunan
gas,baik oksigen maupun karbondioksida,antara alveoli paru-paru dan sistem
vaskular.hal ini dapat di sebab kan oleh sekret yang kental atau penyakit radang pada
paru-paru.terjadinya gangguan dalam pertukaran gas ini menunjukan bahwa
penurunan kapasitas difusi dapat menyebabkan pengangkutan O2 dari
paru-paru ke jaringan terganggu,anemia dengan segala macam
bentuknya,keracunan CO2, dan tergannggunya aliran darah.penurunan kapasitas
difusi tersebut antara lain di sebabkan oleh menurunnya luas permukaan
difusi,menebalnya membran alveolar kapiler,dan rasio ventilasi perfusi
yang tidak baik.
Tanda klinis:
a. Dispnea pada usaha napas.
b. Napas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang.
c. Agitasi.
d. Lelah,letargi.
e. Meningkatnya tahanan vaskular paru-paru.
f. Menurunnya saturasi oksigen dan meningkatnya PaCO2.
g. Sianosis
Tindakan untuk mengatasi
masalah kebutuhan oksigenasi
1. latihan napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli
atau pun memelihara pertukaran gas,mencegah atelektaksis,meningkatkan efesiensi
batuk,dan dapat mengurangi stress.
Prosedur Kerja :
·
Cuci tangan 7 langkah.
·
Jelaskan pada pasien mengenai produser yang akan dilakukan.
·
Atur posisi (duduk atau tidur terlentang)
·
Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik napas dahulu melalui hidung
dengan mulut tertutup.
·
Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas selitar 1-1,5 detik dan
disusul dengan menghembuskan napas mellui bibir dengan bentuk mulut seperti
orang meniup.
·
Catat respons yang terjadi.
·
Cuci tangan 7 langkah.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,Musrifatul (2008),Keterampilan Dasar Praktek KeBidanan,Salemba
Medika,Jakarta.
Dorland’s Illustrated Medical
Dictionary 32nd Edition. Elsevier. 2012.
Sircar S. Chapter 53: Neural Control
of Respiratory Rhythm dalam Principles of Medical Physiology. India: Thieme.
2008.
Chapter 35: Hypoxia and Cyanosis
dalam Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th Edition. USA:
McGraw-Hill. 2008.
Chapter 4: Hypoxia and Oxygenation
dalam Alaska Air Medical Escort Training Manual 4th Edition diunduh dari:
Ross P, Cafaro, D.D.S. Hypoxia: Its
Causes and Symptoms diunduh dari:
Exam 3 Review: Chapter 22: Hypoxia
diunduh dari: