Archive for 06/01/15


.

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA

I. PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang
Setiap manusia memiliki keunikan masing-masing. Tidak ada individu yang tepat sama, sekalipun pasangan kembar identik. Keturunan dari hasil perkawinan individu memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya.  Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Faktor lingkungan dapat berupa nutrisi yang mempengaruhi tinggi, latihan fisik mengubah bentuk badan, berjemur dan menggelapkan kulit. Bahkan kembar identik, yang secara genetik sama pun, menampakan perbedaan fenotipe sebagai akibat dari pengalaman mereka sendiri-sendiri. Meskipun penelitian dan penyelidikan tentang peristiwa genetik (hereditas) pada manusia lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan penyelidikan pada hewan ataupun tumbuhan. Akan tetapi, kita dapat menyelidiki keanekaragaman manusia dari keanekaragaman suatu populasi, misalnya : kita bisa mengamati variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat fisik yang tampak maupun kita bisa membandingkan persamaan dan perbedaan sifat yang terbanyak dalam populasi kelas.

I.2 Tujuan
Setelah selesai melakukan praktikum, mahasiswa dapat :
a)         Mengamati variasi sifat pada manusia, khususnya sifat-sifat fisik (fenotip)
b)         Membandingkan persamaan dan perbedaan sifat yang terbanyak dalam populasi kelas
c)         Membuat model cakram genetika berdasarkan hasil pengamatannya.





I.3 Dasar Teori
Pada manusia, setiap sel somatik (semua sel selain sperma dan ovum) memiliki 46 kromosom. Dengan mikroskop cahaya,  kromosom-kromosom yang terkondensasi (kromosom mitorik) dapat dibedakan satu dengan yang lain dari penampilannya. Masing-masing kromosom juga memiliki suatu pola pita/garis tertentu ketika diberi zat warna tertentu.
            Pengujian dengan mikroskop terhadap ke-46 kromosom manusia memperlihatkan bahwa ada dua untuk setiap jenisnya. Hal ini terjadi jelas pada saat kromosom-kromosom tersebut disusun berpasang-pasangan dimulai dari kromosom terpanjang. Tampilan visualnya dinamakan kariotipe. Kromosom membentuk pasangan yang mempunyai panjang, posisi stromer, dan pola pewarnaan yang sama (Kromosom homolog). Kedua kromosom dari setiap pasangan membawa gen yang mengendalikan karakter warisan yang sama. Sebagai contoh jika suatu gen untuk warna mata ditempatkan pada suatu lokus pada kromosom tertentu, maka homolog dari kromosom tersebut juga akan memiliki sebuah gen yang menentukan warna mata pada lokus yang setara.
Ada satu pengecualian penting terhadap aturan kromosom homolog ini untuk sel somatic manusia. Kedua kromosom yang unik ini disebut sebagai X dan Y. Wanita memiliki sepasang kromosom homolog X (XX), tetapi pria memiliki sebuah kromosom X dan Kromosom Y (XY). Karena keduanya menentukan jenis kelamin suatu individu, maka kromosom X dan Y dinamakan kromosom seks. Kromosom lainnya selain kromosom seksual dinamakan autosom.
Terjadinya pasangan kromosom homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi dari asal usul seksual kita. Kita mewarisi sebuah kromosom dari setiap pasangan kromosom dari masing-masing orang tua. Dengan demikian ke-46 kromosom dalam sel somatic sebenarnya adalah dua set yang masing-masing terdiri dari 23 kromosom. (Campbell, 1999).
Sel-sel semua makhluk hidup saat ini, tidak peduli dimana atau bagaimana hidup mengandung sekitar 100.000 gen yang sama. Secara kolektif, gen tersebut dikenal sebagai genom manusia, yang mengandung semua informasi yang membedakan kita dengan spesies lain. Namun, beberapa gen manusia dinyatakan sebagai sebagai alel yang berbeda.  Perbedaan fisik (seperti warna rambut dan mata) yang membantu kita membedakan orang satu dengan yang lain. Masing-masing dari kita, selain kembar identik, adalah individu unik, dikenal sebagai manusia tapi berbeda dari manusia lain. (www.scribd.com,___)
Keanekaragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas  yang merujuk pada jumlah total karakteristik genetik dalam genetika keseluruhan spesies. Ia berbeda dari variabilitas genetik, yang menjelaskan kecenderungan karakteristik genetik bervariasi.
Pada bidang akademik genetik populasi, terdapat beberapa hipotesis dan teori mengenai keanekaragaman genetik. Teori netral evolusi  mengajukan bahwa keanekaragaman adalah akibat dari akumulasi substitusi netral. Seleksi pemutus adalah hipotesis bahwa dua subpopulasi suatu spesies yang tinggal di lingkungan yang berbeda akan menyeleksi alel-alel pada lokus tertentu yang berbeda pula. Hal ini dapat terjadi, jika suatu spesies memiliki jangkauan yang luas relatif terhadap mobilitas individu dalam populasi tersebut. Hipotesis seleksi gayut frekuensi menyatakan bahwa semakin umum suatu alel, semakin tidak bugar alel tersebut. Hal ini dapat terlihat pada interaksi inang dengan patogen, dimana frekuensi alel pertahanan yang tinggi pada inang dapat mengakibatkan penyebaran patogen yang luas jika patogen dapat mengatasi alel pertahanan tersebut.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur keanekaragaman genetika. Sebab-sebab hilangnya keanekaragaman genetika pada hewan juga telah dikaji dan diidentifikasi. Kajian tahun 2007 yang dilakukan oleh National Science Foundation menemukan bahwa keanekaragaman genetik dan keanekaragaman hayati bergantung satu sama lainnya, bahwa keanekaragaman dalam suatu spesies diperlukan untuk menjaga keanekaragaman antarspesies.
Keanekaragaman genetik memainkan peran yang sangat penting dalam adaptabilitas suatu spesies, karena ketika lingkungan suatu spesies berubah, variasi gen yang kecil diperlukan agar spesies dapat bertahan hidup dan beradaptasi. Spesies yang memiliki derajat keanekaragaman genetik yang tinggi pada populasinya akan memiliki lebih banyak variasi alel yang dapat diseleksi. Seleksi yang memiliki sangat sedikit variasi cenderung memiliki risiko lebih besar.
Keanekaragaman genetika suatu populasi dapat diperkirakan dengan menggunakan beberapa pengukuran sederhana, yaitu diantaranya : Keanekaragaman gen (proporsi lokus polimorfik di seluruh genom), Heterozigositas (jumlah rata-rata individu dengan lokus polimorfik), dan alel per lokus. (id.wikipedia.org, ____)
Untuk melihat bagaimana keanekaragaman, kita harus mulai dari suatu struktur yang paling kecil, tetapi sangat penting, struktur tersebut adalah asam deoksiribonukleat yang terdiri dari 4 macam asam nukleat, yakni adenin mitosin (C), guanin(G), dan timidin(T). Bila asam amino terakhir diganti  dengan urasil(U), maka asam nukleat akan membentuk 20 macam asam amino esensial. Kini diketahui bahwa  kombinasi tiga dari keempat  macam asam nukleat  akan membentuk  asam amino. Kombinasi ini dikenal dengan kode genetik . Apabila ada 4 macam asam nukleat  yang membentuk asam amino, maka hanya diperoleh 16 kombinasi  untuk 16 asam amino, sehingga tidak ditemukan 4 macam asam amino  esensial yang lain.
Secara umum, setiap satu asam amino dikode oleh sekitar 3 macam kombinasi asam amino, sedangkan asam amino yang lain dikode oleh 6 macam kombinasi. Dengan demikian maka suatu asam amino dapat dihasilkan lebih banyak  kemungkinan. (zaifbio.wordpress.com, 2009)

Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu disamping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). (yudhim.blogspot.com, 2008)


II.                METODE KERJA
           Kegiatan praktikum mengenai keanekaragaman manusia ini dilakukan dengan melakukan pengamatan atau melakukan candra pada sifat-sifat yang tampak yang terdapat dalam anggota satu kelompok . Setiap anggota kelompok, terdiri atas 6 orang dan  terdiri atas mahasiswa putera dan puteri. Kegiatan praktikum mengenai keanekaragaman manusia ini dilaksanakan dengan mengamati 10 sifat atau karakteristik yang tampak yaitu mengamati karakteristik bentuk rambut kemampuan menggulung lidah, memiliki lesung pipi, kemampuan membengkokan ibu jari, , bentuk telapak kaki, cuping telinga, tinggi badan, golongan darah, bentuk mata, dan bentuk hidung.
Hasil pencandraan tersebut kemudian dituliskan pada tabel hasil pengamatan yang tersedia, dan menentukan pula kemungkinan genotip dari sifat-sifat tersebut dengan mengingat sifat dominan dan resesifnya. Kemudian  membuat cakram genetika berdasarkan hasil data pengamatan kelompok,  dengan setiap individu dalam kelompok diberi warna yang berbeda.

III.             Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Tabel hasil pengamatan kelompok (tabel 1)

No.
Ciri yang
diamati
Anggota Kelompok
Shei
Niken
Hilda
Yan
Rita
Ryan
1
Kemampuan menggulung lidah
rr
S-
rr
rr
S-
R-
2.
Lesung pipi
pp
pp
pp
pp
pp
pp
3.
Ibu jari
bb
bb
bb
bb
bb
bb
4.
Rambut
kk
KK Kk
kk
kk
KK Kk
KK Kk
5.
Tapak kaki
ll
ll
ll
ll
ll
Ll
6
Cuping telinga
BB Bb
BB Bb
BB Bb
BB Bb
BB Bb
BB Bb
7.
Tinggi badan
TT Tt
tt
tt
TT Tt
tt
TT Tt
8.
Bentuk mata
zz
ZZ
ZZ
ZZ
ZZ
ZZ
9.
Hidung
hh
hh
hh
hh
HH
HH
10.
Golongan darah
B
O
B
O
B
AB






Keterangan fenotip (tabel 2)
No.
Ciri yang teramati
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
1
Kemampuan menggulung lidah
Dapat
R-
Tidak
rr
Dapat
S-
Tidak
rr
2.
Lesung pipi
Ya
P-
Tidak
pp
Ya
Q-
Tidak
pp
3.
Ibu jari dapat dibengkokkan
Dapat
B-
Tidak
Bb
Dapat
C-
Tidak
bb
4.
Bentuk rambut
Keriting
KK Kk
Lurus
Kk
Keriting
KK Kk
Lurus
kk
5.
Telapak kaki
Leper
L-
Melengkung
Ll
Leper
L-
Melengkung
ll
6
Cuping telinga
Bebas
BB Bb
Melekat
Bb
Bebas
BB Bb
Melekat
bb
7.
Tinggi badan
Tinggi
TT Tt
Pendek
Tt
Tinggi
TT Tt
Pendek
Tt
8.
Bentuk mata
Bulat
ZZ
Sipit
zz
Bulat
ZZ
Sipit
zz
9.
Hidung
Mancung
HH
Pesek
Hh
Mancung
HH
Pesek
Hh
10.
Golongan darah
A
B
AB
O
A
B
AB
O










PEMBAHASAN
                    Dengan menggunakan cakram genetika kita dapat melihat keanekaragaman fenotipe pada masing- masing individu (terdiri atas 6 praktikan). Fenotipe merupakan penampakan dari keseluruhan dari organisme yang ditentukan oleh interaksi antara kandungan genetik (genotipe) dan lingkungan selama perkembangan organisme itu. Masing-masing praktikan (6 orang) diwakili oleh warna-warna tersendiri (lihat gambar cakram genetika) untuk membedakan apakah sifat yang tampak merupakan sifat dominan atau resesif yang sama dengan teman sekelompoknya atau bahkan berbeda (bukan dibandingkan dengan kelompok lain). Ciri yang diambil untuk pengamatan ini diantaranya adalah kemampuan menggulung lidah, memiliki lesung pipi, kemampuan membengkokan ibu jari, bentuk rambut, bentuk telapak kaki, cuping telinga, tinggi badan, golongan darah, bentuk mata, dan bentuk hidung.
                    Hasil yang diperoleh dibuat dalam bentuk cakram genetik, sehingga kita bisa melihat diantara individu ada yang memiliki fenotipe yang sama atau bahkan berbeda, diantaranya adalah :
1.      Memiliki kemampuan untuk menggulung lidah diantaranya Niken (S-), Rita (S-), dan Ryan (R-). Ketiga orang ini memiliki sifat yang dominan  dibandingkan dengan Shei, Hilda, dan Yan yang memiliki sifat resesif (rr) yang tidak memiliki kemampuan menggulung lidah
2.       Semua praktikan tidak memiliki lesung pipi sehingga semuanya memiliki sifat yang resesif (pp)
3.      Semua praktikan tidak memiliki kemampuan untuk membengkokan ibu jari sehingga semuanya memiliki sifat yang resesif (bb)
4.      Beberapa praktikan memiliki kemiripan terutama dalam bentuk rambut keriting diantaranya adalah Niken, Rita, dan Ryan dengan sifat yang dominan heterozigot (KKKk), sedangkan Shei, Hilda, dan Yan memiliki bentuk rambut yang lurus dengan sifat resesif (kk)
5.      Semua praktikan memiliki bentuk tapak kaki yang melengkung dengan sifat resesif (ll), kecuali Ryan memiliki bentuk tapak kaki leper (Ll).
6.      Semua praktikan memiliki cuping telinga yang bebas dengan sifat resesif (BB Bb)
7.      Setiap praktikan memiliki tinggi badan yang berbeda, namun jika dikategorikan tinggi dan pendek beberapa diantaranya memiliki ciri fisik yang sama, yaitu Shei, Yan dan Ryan memiliki tinggi badan yang termasuk kategori tinggi dengan sifat dominan heterozigot (TTTt) sedangkan Niken, Hilda, dan Rita termasuk kategori pendek dengan sifat resesif (tt)
8.      Praktikan yang memiliki bentuk mata sipit hanya Shei saja dengan sifat resesif (zz), sedangkan praktikan lain diantaranya Niken, Hilda, Yan, Rita dan Ryan memiliki bentuk mata yang bulat dengan sifat dominan (ZZ)
9.      Beberapa praktikan memiliki bentuk hidung yang mancung diantaranya Rita dan Ryan dengan sifat dominan (HH) sedangkan yang lain memiliki bentuk hidung yang pesek diantaranya, Shei, Niken, Hilda, dan Yan dengan sifat yang resesif (hh)
10.  Untuk golongan darah hanya Ryan yang memiliki golongan darah A, sedangkan Shei, Hilda, dan Rita memiliki golongan darah B, dan Niken dan Yan memilki golongan darah O.
             Berdasarkan karakteristik diatas maka dapat dijabarkan bahwa Ryan dapat menggulung lidahnya (R-), memiliki lesung pipi (pp), tidak dapat membengkokan ibu jari (bb), rambutnya keriting (KK Kk), memiliki bentuk tapak kaki leper (Ll), cuping telinga bebas (BB Bb), memiliki badan yang tinggi (TT Tt), bermata bulat (ZZ), berhidung mancung (HH), dan golongan darah AB. Sedangkan semua praktikan mahasiswinya memiliki persamaan dalam sifat-sifat fisik yang tampak yaitu tidak memiliki lesung pipi (pp), tidak dapat membengkokan ibu jari (bb), tapak kaki melengkung (ll), cuping telinga bebas (BB Bb), bermata bulat (ZZ) kecuali Shei bermata sipit (zz), berhidung pesek (hh) kecuali Rita berhidung mancung (HH), memiliki badan yang pendek (tt) kecuali Shei dan Yan berbadan tinggi (TT Tt),  memiliki bentuk rambut lurus (kk) kecuali Rita dan Niken memiliki bentuk rambut keritng (KK Kk), dan memiliki kesamaan dalam golongan darah yaitu Shei, Hilda, dan Rita memiliki golongan darah B , sedangkan Niken dan Yan memilki golongan darah O.
Ciri yang diperoleh dari pengamatan tidak menunjukkan sifat yang satu lebih unggul dari pada sifat yang lain. Akan tetapi, dengan adanya perbedaan fisik (seperti warna rambut dan mata, dll) bisa membantu kita membedakan orang yang satu dengan yang lainnya . Masing-masing dari kita, individu unik, dikenal sebagai manusia yang senantiasa  berbeda dari manusia lain. Perbedaan yang ada diantara individu yang bergenotip sama kemungkinan dapat memiliki fenotip yang berbeda. Hal ini terbukti dengan adanya praktikan yang memiliki persamaan sifat fisik tertentu dengan yang praktikan yang lainnya, dalam hal sifat fisik yang lainnya ternyata terdapat juga perbedaan.

IV.             Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pengamatan dalam anggota kelompok genetika ditemukan persamaan dan perbedaan variasi sifat khususnya sifat-sifat fisik yang terlihat. Setiap praktikan memiliki karaktersitik sifat fisik yang berbeda. Meskipun terdapat persamaan, pasti terdapat perbedaannya. Perbedaan yang ada diantara individu yang bergenotip sama pun kemungkinan dapat memiliki fenotip yang berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan adanya variasi sifat yang memperkaya keanekaragaman manusia.
Untuk melihat keanekaragaman variasi sifat pada manusia disarankan bisa menambah karakteristik sifat yang akan diamati dan menambah jumlah populasi yang akan diamati.







DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil. (1999). Biologi Campbell Jilid I. Jakarta : Erlangga.
_____, 2009. Variasi-variasi genetik sebagai dasar evolusi, mutasi gen, frekuensi gen dalam populasi dan hukum Hardy-Wenberg.  (online).
____, 2008. Keanekaragaman hayati tingkat gen.(online).
___, ___. Keanekaragaman_genetik. (online).
___, ___. Gen manusia sumber keuntungan bagi industry. (online).










LAMPIRAN FOTO HASIL PENGAMATAN

Jenis kelamin



Laki-laki



Perempuan
Kemampuan menggulung lidah



Dapat menggulung



Tidak menggulung
Ibu jari membengkok




Dapat membengkok



Tidak membengkok
Cuping telinga


Bebas

Mata


Bulat



Sipit
Hidung



Mancung




Pesek
Tinggi badan