Kompres Hangat Dan Dingin KDK I Kebidanan


.



Kebutuhan rasa nyeri (bebas nyeri)
        I.          Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
1.  M.C Coffery (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
2.  Wolf  Weisel Feurst (1974), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.
3.  Arthur .C. Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
4.  Secara umum, mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi, dan emosional
     II.          Dasar Teori
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Suhu dalam tubuh perlu di jaga keseimbangannya, yaitu diproduksi. Proses pengaturan suhu terletak pada hypothalamus dalam system saraf pusat.bagian depan hyphotalamus dapat mengatur pembuangan panas dan bagian hyphotalamus belakang mangatur upaya penyimpanan panas.
Pembuangan atau pengeluaran panas dapat terjadi melalui beberapa proses di antaranya :
1.     radiasi yaitu proses penyebaran panas melalui gelombang electromagnet. (http://palupienggarwati.blogspot.com/)
2.   konveksi yaitu proses penyebaran panas karena pergeseran antara daerah yang kepadatannya tidak sama seperti dari tubuh pada udara dingin yang bergerak tau pada air di kolam renang.
3.   evavorasi yaitu roses perubahan cairan menjadi uap
4.   konduksi yaitu proses pemindahan panas pada objek lain dengan langsung tanpa gerakan yang jelas, seperti bersentuhan dengan permukaan yang dingin dan lain-lain.
Pemeriksaan suhu ini dapat dilakukan malalui oral, rectal dan aksila yang digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta membantu menentukan diaognosis dini suatu penyakit.
Pemberian panas dan dingin dilaksanakan langsung di atas kulit dan terdiri dari beberapa cara yaitu pemberian dingin basah sretil atau kompres pemberian dingin kering. Adapun yang di maksud dengan pemberian dingin adalah memberi rasa dingin pada bagiam tubuh yang memerlukan.
           III.               Melakukan terapi  kompres dingin
Digunakan untuk cedera tiba-tiba atau yang baru terjadi/akut.  Jika cedera baru terjadi (dalam waktu 48 jam terakhir) yang lalu timbul pembengkakan, maka dengan kompres dingin bisa membantu meminimalkan pembengkakan di sekitar cedera karena suhu dingin mengurangi aliran darah di daerah cidera sehingga memperlambat metabolisme sel dan yang paling penting adalah dapat mengurangi rasa sakit.  Untuk keseleo pergelangan kaki, cedera berlebihan pada atlet atau luka memar. Membantu mengobati luka bakar dan jerawat.
             IV.            Tujuan
Kompres dingin pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres dingin pada bagian tubuh akan menyerap panas dari area tersebut; kompas panas, tentu saja akan menghangatkan area tubuh tersebut.  (palupienggarwati1@gmail.com)
Kompres dingin menghasilkan perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi kompres juga mempengaruhi respons.
1.   menurunkan suhu tubuh
2.   mencegah peradangan meluas
3.   mengurangi kongesti
4.   mengurangi perdarahan setempat
5.   mengurangi rasa sakit pada daerah setempat
          V.       Petunjuk
1.   Baca dan pelajari lembar kerja
2.   Siapkan alay-alat yang di butuhkan dan susun cara ergonomis
3.   Bekerja secara hati-hati dan teliti
           VI.          Persiapan alat atau bahan:
1.   kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic
a)    mangkok bertutup steril
b)   bak steril berisi pinset steril anatomi 2buah
c)    cairan anti septic berupa PK 1:4000, revanol 1:1000 sampai 1:3000, larutan betadin
d)   pembalut dan sampiran bila perlu
e)    perlak, pengalas dan kain kasa (bila perlu)
2.   kompres dingin basah dengan air biasa/air es
a)    kom kecil berisi air biasa/air es
b)   perlak, pengalas dan sampiran (bila perlu)
c)    beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu
3.   kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap)
a)    Kirbat es/eskap dengan sarungnya
b)   Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh garam agar es tidak cepat mencair
c)    Air dalam kom dan Lap kerja
d)   Perlak pengalas selimut bila perlu
VII.       Cara Pelaksanaan
1.   Cuci tangan
2.   Jelaskan mengenai prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3.   Isi botol dengan air dingin
4.   Tutup botol yang telah diisi ar dingin, kemudian keringkan
5.   Masukkan botol ke dalam kantong kain
6.   Tempatkan botol/kain yang sudah diperas pada daerah yang akan dikompres
7.   Angkat botol/kain setelah 20 menit,lalu isi lagi botol atau masukkan lagi kain ke dalam air hangat lalu diperas.Taruh lagi botol/kain pada daerah yang akan dikompres
8.   Catat perubahan yang terjadi selama tindakan
9.   Cuci tangan.
1.       Langkah-langkah kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic
1.   Dekatkan alat ke dekat klien
2.   Pasang sampiran
3.   Cuci tangan
4.   Pasang perlak pada area yang akan di kompres
5.   Mengocok obat atau larutan bila terdapat endapan
6.   Tuangkan cairan kedalam mangok steril
7.   Masukkan beberapa potong kasa kedalam mangkok tersebut
8.   Peras kain kasa tersebut dengan menggunkan pingset
9.   Bentangkan kain kasa dan letakkan kasa di atas area yang dikompres dan di balut
10.                      Rapikan posisi klien
11.                      Bereskan alat-alat setelah selesai tindakan
12.                      Cuci tangan
13.                      Dokumentasikan
2.       Langkah-langkah kompres dingin basah dengan air biasa/air es
1.   Dekatkan alat-alat ke klien
2.   Pasang sampiran bila perlu
3.   Cuci tangan
4.   Pasang pengalas pada area yang akan dikompres
5.   Masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu diperas sampai lembab
6.   Letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan dikompres
7.   Ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang sudah terendam dalam air biasa atau air es.
8.   Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun
9.   Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah selesai
10.                      Cuci tangan
11.                      Dokumentasikan
3.       Langkah-langkah kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap)
1.   Bawa alat-alat ke dekat klien
2.   Cuci tangan
3.   Masukkan batnan es ke dalam kom air supaya pinggir es tidak tajam
4.   Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat tersebut
5.   Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di tutup rapat
6.   Periksa skap, adakah kebocoran atau tidak
7.   Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam sarungnya
8.   Buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada klien
9.   Pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di kompres
10.                      Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres
11.                      Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh
12.                      Angkat eskap bila sudah selesai
13.                      Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman
14.                      Bereskan alat setelah selesi melakukan prasat ini
15.                      Cuci tangan
16.                      Dokumentasikan
8.       Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan
1.   Memberikan Kompres Dingin
1.    Jangan gunakan es batu langsung pada luka, gunakan kompres es, atau tempatkan beberapa es batu dalam kantong plastik, atau bungkus es dengan handuk dan tempelkan pada daerah cedera.
2.    Jika tejadi rasa kebal hentikan pengkompresan.
3.    Perhatikan kulit pasien, kalau kulit pasien berwarna merah jambu masih bisa dilakukan pengkompresan, tapi kalau kulit pasien berwarna merah gelap metode ini tidak dapat dilakukan.
4.    Pemberian metode ini tidak diberikan kepada pasien yang mempunyai alergi dingin.
5.    Melakukan kompres dingin harus hati-hati karena dapat menyebabkan jaringan kulit mengalami nekrosis (kematian sel). Untuk itu dianjurkan melakukan kompres dingin tidak lebih dari 30 menit
2.   kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic
1.    Kain kasa harus sering dibasai agar tetap basah
2.    Pada luka bakar kotor kasa diganti tiap 1-2 jam
3.    Perhatikan kulit setempat/sekitarnya. Bila terjadi iritasi segera laporkan
4.    Pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama, tutupi dengan kapas   sublimat
3.   kompres dingin basah dengan air biasa/air es
1.    Bila suhu tubuh 39c/lebih, kompres dilipat paha/ketiak
2.    Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan dipasang busur selimut di atas dada dan perut klien agar seprei atas tidak basah
4.   kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap)
1.    Bila klien kedinginan atau sianosis, kirbat es harus segera di angkat
2.    Selama pemberian kirbat es, perhatikan kult klien terhadap keberadaan iritasi dan lain-lain
3.    Pemberian kirbat es untuk menurukan suhu tubuh, maka suhu tubuh harus di control setiap 30-60 menit.bila suhu sudah turun kompres di hentikan
4.    Bila tidak ada kirbat es bias menggunakan kantong plastic
5.    Bila es dalam kirbat es sudah mencair harus segera diganti (bila perlu)
Kesimpulan
Kompres dingin juga dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1.   kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap)
2.   kompres dingin basah dengan air biasa/air es
3.   kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic
 Bahwa indikasi pemberian kompres panas untuk klien yang kedinginan, klien dengan perut kembung, klien yang punya penyakit peradangan seperti radang persendian, sepasme otot, adanya abses, dan hematoma. Sedangkan Kompres dingin untuk klien dengan suhu tubuh yang tinggi, klien dengan batuk dan muntah darah, pasca tonsilektomi, radang, dan memar.
Dalam mengkompres pasien perlu diperhatikan dengan mengontrol perkembangannya dalam waktu 30-60 menit, bila pasien kedinginan kompres harus segera di angkat, perlu di perhatikan juga keberadaan iritasi pasien, Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak.
Saran
o   Perawat
Perawat bisa menerapkan konsep dari kompres penurunan suhu tubuh baik dilapangan maupun tidak di lapangan ataupun dirumah sakit agar bisa menghasilkan keperawatan yang maksimal.
o   Instansi
Instansi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung tercapainya konsep keperawatan.
Daftar Pustaka
1.           Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Edisi5. Jakarta: EGC
2.           Poter, Perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Edisi 4 vol 2. Jakarta : EGC. Hal 1647-1655
3.           Kusyati, Eni. dkk. 2006. Keterampilan  dan  Prosedur laboratorium. Jakarta. EGC. Hal:267
4.           Hidayat,A Aziz alimul dan musrifatul ulyah. 2005. Buku Saku: Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC. Hal:73-75
5.           Mubarok, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin.2007.Buku Ajar: Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EG. Hal:92-94
6.           Arifianto.2006.Pemberian Cairan Infus Intravena (Intravenous Fluids). http://www.sehatgroup.web.id/?p=20.admin.26 desember 2014. 15:00


Your Reply