A. Dasar Teori
Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga
didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya
tercapai efek terapi yang diinginkan
Menurut
Farmakope Indonesia Edisi III:
Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang mudah dioleskan dan
digunaka untuk pemakaian luar. Menurut farmakope edisi IV sediaan setengah
padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir.
Menurut DOM Salep adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan
aliran dilatan yang penting. Menurut Scoville’s salep terkenal pada
daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur
pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area
dimana pasta digunakan. Menurut Formularium Nasional salep adalah sedian berupa
masa lembek, mudah dioleskan, umumnya lembek dan mengandung obat, digunakan
sebagai obat luar untuk melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik.
Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam
salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %
B.
Resep standar
sediaan salep
ACIDI SALYCYLICI SULFURIS UNGUENTUM
Salep Asam Salisitat Belerang
Komposisi : Tiap
10 g mengandung
Acidum
Salicylicum
: 200
mg
Sulfur
: 400
mg
Vaselinum album hingga
:
10 g
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Dosis
: 3 sampai 4 kali sehari, dioleskan
Uraian Bahan
a. Acid Salicylic
1.
Nama Latin : Acidum Salycylicum
2.
Sinonim : Asam Salisilat
3.
Berat molekul : 138,12
4.
Rumus kimia : C7H6O3
5. Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau
serbuk berwarna
putih; hamper
tidak berbau; rasa agak manis dan tajam
6. Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dalam 4
bagian etanol
(95%) P;
mudah larut dalam klorofrom P dan dalam eter P;larut dalam
ammonium
asetat Pdinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan
natrium
sitrat P.
7.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
8.
Khasiat : Keratolitikum,
anti fungi.
b. Sulfur
1. Nama
Latin : Sulfur Praecypitatum
2. Sinonim : Belerang endap
3. Berat
molekul : 32,06
4. Pemerian : tidak berbau tidak berasa
5. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah
larut dalam
kardondisulpisa
P,sukar larut dalam minyak zaitun P, sangat sukar
larut
dalam etano (95%) P.
6. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
7. Khasiat : Penggunaan antiskabies
c.
Vaselin album
1. Nama Latin :
Vaselinum album
2. Sinonim :
Vaselin putih
3. Pemerian
: Massa
lunak,lengket, bening, putih ;sifat ini tetap setelah zat
dileburkan
dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk.
4. Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, dan dalam etanol (95% ) P, larut dalam
kloroform
P, dalam eter P dan eterr minyak tanah P, larutan kadang
-kadang beropalesensi lemah
5. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
6. Khasiat :
Penggunaan zat tambahan
Cara Kerja Bahan Obat
-
Asam salisilat adalah keratolitik agent yang sangat poten sehingga dapat
meningkatkan penetrasi obat lain dan sering dikombinasikan dengan sulfur,
bersifat antifungi dan antibakteri lemah. Asam salisilat sebgai keratolitik
agent dipakai dosis 12%, diharapkan dengan dosis yang lebih tinggi dari Pagoda
Salep sebelumnya ini akan memberika efek keratolitik yang luat dan lebih
efektif.
-
Sulfur praecipitatum fungsi utamanya adalah sebagai keratolitik agent
yaitu suatu zat yang dapat menghilangkan sisik-sisik kulit yang kasar atau
melunakkan/menipiskan lapisan keratin, di samping itu juga memiliki aktivitas
antifungi dan antibakteri lemah. Sulfur sering dikombinasikan dengan asam
salisilat menghasilkan efek keratolitik yang sinergis. Sulfur dipakai sebesar
10% adalah dosis yang optimal sebagai keratolotik agent dan merupakan dosis
maksimum untuk terapi scabies/kudis sehingga akan mendapatkan hasil yang
efektif.
-
Menthol dan Champora berfungsi sebagai antiiritan dan antipruriginosa
(menghilangkan rangsang gatal).
-
Keunggulan resep ini adalah salep kulit yang telah mengalami perbaikan
formulasi, dengan meningkatnya kadar Asam Salisilat menjadi 12% akan menjadikan
salep ini lebih efektif dan mempercepat penyembuhan penyakit kulit.
Laboratorium
UNRIYO
Yogyakarta
|
No IV Tgl
Nama Pasien hartati
3xsehari (dioleskan)
paraf
|
C.
Pembahasan
Penyakit kulit yang diakibatkan bakteri dan
jamur (dermatomikosis) adalah penyakit kulit yang paling sering diderita oleh
sebagian masyarakat yang hidup di daerah tropis seperti di Indonesiahal ini
sangat berkaitan dengan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan
kerja sebagian besar bangsa Indonesia di daerah berair atau lembab yang
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan beberapa bakteri. Resep
salep ini adalah obat kulit topikal yang dapat memenuhi semua criteria
Dermatoterapeutika, yaitu pengobatan penyakit kulit di mana selain zat aktifnya
juga ada bahan pembantu sebagai anti bakteri, antijamur, keratolitik dan
antipruriginosa, bentuk sediaan dan cara aplikasinya sangat berperan dalam
kecepatan kesembuhan penyakit kulit ini yang diakibatkan bakteri dan jamur.
Kegunaan
Untuk mengobati penyakit kulit seperti: Gatal-gatal di
telapak tangan, kaki, selangkangan paha, kutu air, panu, kurap, kudis,
yang diakibatkan bakteri atau jamur.
Daftar Pustaka
Anief, Moh, 2002, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. 53.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta. 12.
Anonim, 1978, Formularium Nasional, Edisi Kedua, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Saifullah, T.N, dan Rina Kuswahyuning, 2008, Teknologi dan Formulasi
Sediaan
Semipadat, Pustaka Laboratotium Teknologi Farmasi UGM, Yogyakarta. 59. 63. 64
Semipadat, Pustaka Laboratotium Teknologi Farmasi UGM, Yogyakarta. 59. 63. 64
Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta.
Tjay, Tan Hoan , et all, 2000, Obat – Obat Penting, Elex Media
Computindo, Jakarta. 132.
Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hal 17
Farmakope Indonesia III, Th. 1979, hal 32
Resep no :V
Bentuk sediaan: SUSPENSI
A. Dasar Teori
Suspensi adalah sediaaan yang mengandung bahan obat
padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat
yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila dikocok
perlahan endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat ditambahkan zat
tambahan untuk menjamin stabilitas tetapi kekentalan suspensi harus menjamin
sediaan mudah dikocok dan dituang.
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat
padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat
padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau
sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa
zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang
ditetapkan. Yang pertama
berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua
berupa serbuk untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan.
Macam-macam suspensi
Suspensi berdasarkan kegunaanya
menurut USP XXVII, 2004, hal 2587
a. Suspensi oral : sediaan cair yang
menggunakan partikel-partikel padat terdispersi dalam suatu pembawa cair dengan
flavouring agent yang cocok yang dimaksudkan untuk pemberian oral.
b. Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung
partikel-partikel padat yang terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan
untuk pemakaian pada kulit.
c. Suspensi otic : sediaan cair yang
mengandung partikel-partikel mikro dengan maksud ditanamkan di luar
telinga.
d.
Suspensi
optalmik
e.
Yaitu sediaan
cair yang steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam
cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
B .RESEP
1. Resep Obat
R/ Cotrimoxazol tab
5
Gumi Arabic 500 mg
Aquadest 100 ml
m.f.susp F1.1
s. b .d.b. Cth 1
pro: Andi ( 5 tahun)
|
2. Khasiat Obat
a. Cotrimoxazol :
Obat cotrimoxazol berkasiat untukInfeksi saluran kemih
dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli. Otitis media akut yang disebabkan
Streptococcus pneumonia. Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis
kronis yang disebabkan Streptococcus pneumonia
Enteritis yang disebabkan Shigella flexneriPneumonia yang disebabkan
Pneumocystis carinii.
Diare yang disebabkan oleh E. coli.
Diare yang disebabkan oleh E. coli.
b. Gummi Arabic
Gumi Arabic berkasiat untuk melarutkan
obat didalam air supaya menjadi homogen,
yang akan dipakai dalam sediaan suspensi dalam pratikum ini kita menggunakan
obat contrimoxazol.
c. Aquadest
Aquadest berkhasiat untuk pelarut bahan
sedian suspensi.
3. Perhitungan Dosis Sekali Maupun Sehari.
Dalam 1 tab contrimoxazol mengandung sulfamethoaxzole 400mg, trimetropin 80 mg. jadi
total nya 480mg.
Contrimoxazole 480
mg X 5 tab = 2400 mg = 2.4 g
Gummi Arabic 500
mg = 0.5 g
Aquadest 100
ml = 100g,
1 sendok teh = 5 ml syr atau suspn= 0,005
Jadi: 2.4 g + 0.5 g + 100 g = 102.9
Jadi dalam satu sendok teh suspensi mengandung
102.9: 0,005= 20,58 g.
Jadi
dosis sediaan obat suspensi dalam 1x
minum yang diberikan kepada an. Andi
yaitu: Setiap 102.9 : 0,005 = 20,58g.
Dosis yang dibutuhkan dalam sehari oleh an. Andi yaitu: andi meminum
obaat sebanyak 3x/ hr, setiap satu kali minum 1 sendok teh. Jadi :
20,58g X 3= 61,74 g dalam sehari.
4. Langkah kerja.
a. Ambil cotrimoxazol sebanyak 5 tablet, gerus sampai
halus dalam mortir. Kemudian letakan di kertas perkamen dahulu.
b. timbang gummi Arabicum sebanyak 500mg, kemudan digerus
sambl diberi tambahan aquadest secukupnya, aduk sampai homogen.
c. campur kotrimoxazol dengan cairan gummi, aduk sampe
homogen, tambahkan sisa aquades sedikit demi sedikit sampai habis.
d. kemudian masukkan dalam botol dikalibrasi 100 ml sampai habis
e. Diberi etiket putih
dan pada label diberi keterangan “kocok dahulu”.
5. Etiket Obat Bewarna putih
Laboratorium
UNRIYO
Yogyakarta
|
No: 5 tgl:
Nama : An. Andi
3x sehari 1 sendok teh,
Dikocok terlebih dahulu.
paraf
|
A. PEMBAHASAN SUSPENSI
A. Contrimoxazol
1.Uraian bahan obat contrimoxazol
·
Sulfametoksazol
a. Sinonim : Sulfamethoxazolum
(Anonim, 1979)
b. Nama& Struktur Kimia: 4-amino-N-(5-methylisoxazol-3-yl)-benzenesulfonamide,
5-(3,4,5-trimethoxybenzyl) pyrimidine-2,4-diamine,C10H11N3O3S,C14H18N4O3
c. Khasiat :
anti bakteri
d. Pemerian :
serbuk hablur putih; sampai hampir putih; praktis tidak berbau
e. Dosis :
DLA = 1x : -
1 hr : 50 mg/kg (Anonim, 1979)
DLD = 1x : dosis awal = 2 g (Anonim, 1979)
Dosis pemeliharaan = 1 g(2-3 kali 1hr)
DLD = 1x : dosis awal = 2 g (Anonim, 1979)
Dosis pemeliharaan = 1 g(2-3 kali 1hr)
·
Trimetoprim
a. Sinonim : trimethoprimum (Anonim,
1979)
b. Khasiat : anti
bakteri
c. Pemerian : serbuk hablur putih;
tidak berbau; rasa sangat pahit
·
Cotrimoxazole
adalah bakterisid yang merupakan kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim
dengan perbandingan 5 : 1. Kombinasi tersebut mempunyai aktivitas bakterisid
yang besar karena menghambat pada dua tahap biosintesa asam nukleat dan protein
yang sangat esensial untuk mikroorganisme. Cotrimoxazole mempunyai spektrum
aktivitas luas dan efektif terhadap bakteri gram-positif dan gram-negatif,
misalnya Streptococci, Staphylococci, Pneumococci, Neisseria, Bordetella.
Klebsiella, Shigella dan Vibrio cholerae. Cotrimoxazole juga efektif terhadap
bakteri yang resisten terhadap antibakteri lain seperti H. influenzae, E. coli.
P. mirabilis, P. vulgaris dan berbagai strain Staphylococcus.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung 80 mg trimetoprim dan 400 mg sulfametoksazol.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung 80 mg trimetoprim dan 400 mg sulfametoksazol.
Indikasi:
Infeksi saluran
kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli. Klebsiella sp, Enterobacter sp,
Morganella morganii, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris.
Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumoniae,Haemophilusinfluenzae.
Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei.
Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii.
Diare yang disebabkan oleh E. coli.
Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumoniae,Haemophilusinfluenzae.
Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei.
Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii.
Diare yang disebabkan oleh E. coli.
·
Aqudest
Aquadest berfungsi
untuk pelarut bahan sedian obat
suspensi dan sebagai volume tambahan.
nama nama resmi :
AQUA DESTILLATA
Nama nama sinonim : Air suling, Air murni
Rum rumus molekul : H2O
Pemberian : Cairan
jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Khasiatun : untuk pelarut
·
Gummi
Arabicum
gumi Arabic berkasiat untuk melarutkan
obat didalam air supaya menjadi homogen,
yang akan dipakai dalam sediaan suspensi dalam pratikum ini kita menggunakan
obat contrimoxazol.
1. Uraian bahan gummi arabicum
a.Warna : putih
- Rasa : Rasa tawar seperti lendir
- Bau : Hampir tidak berbau
- Bentuk : Butir, bentuk bulat (bulat telur)
b. Kelarutan :
- mudah larut dalam air
- Menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya
- Praktis tidak larut dalam etanol (95%)
- Rasa : Rasa tawar seperti lendir
- Bau : Hampir tidak berbau
- Bentuk : Butir, bentuk bulat (bulat telur)
b. Kelarutan :
- mudah larut dalam air
- Menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya
- Praktis tidak larut dalam etanol (95%)
c. Ukuran partikel : Penampang 0,5 cm sampai
6 cm
d. Stabilitas :
- lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
- mudah terurai oleh bakteri dan reaksi enzimatik
- mudah teroksidasi
- lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
- mudah terurai oleh bakteri dan reaksi enzimatik
- mudah teroksidasi
e . Inkompatibilitas :
Inkompatibel dengan amidopyrin, apomorfin, aerosol, etanol 95 %, garam ferri,
morfin, tanin, timol, banyak kandungan garam menurunnya viskositas.
f. Sumber : - Farmakope Indonesia III
hal.297
- Handbook of
pharmaceutical Excipient hal.2
2. Problema Resep
I. Bentuk Sediaan Obat, Dan Bahan
Tambahan Yang Diperlukan
Dalam pratikum ini
kita membuat Bentuk sediaan obat yaitu suspensi, pengertian suspensi
sendiri adalah sediaaan yang mengandung
bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan
pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan
bila dikocok perlahan endapan harus segera terdispersi kembali
Bahan utama obat yang digunakan yaitu contrimoxazol
sebanyak 5 tablet, dimana obat
cotrimoxazol berkasiat untukInfeksi saluran kemih dan kelamin Infeksi saluran
pernafasan bagian atas, bronchitis
kronis, Enteritis dan Diare.
Selain itu dalam pratikum pembutaan sediaan obat
suspensi juga memerlukan bahan tambahan yaitu berupa:
a. gummi Arabic:
gumi Arabic berfungsi untuk melarutkan obat didalam air supaya menjadi homogen, yang akan
dipakai dalam sediaan suspensi dalam pratikum ini kita menggunakan obat
contrimoxazol.
b. Aquadest
Aquadest berfungsi
untuk pelarut bahan sedian suspensi dann penambahan volume.
3. Cara Penggunaan Obat Oleh Pasien
Dalam
pratikum pembuatan sediaan obat suspensi, cara penggunaan obat yang ditujukan kepada pasien dengan atas
Nama: Andi, yang berusia lima tahun yaitu larutan oral.
Larutan oral adalah sediaan cair yang
dimaksudkan untuk pemberian oral, yang mengandung satu atau lebih bahan aktif
terapetik yang larut dalam air, atau air- cosolven.
An. Andi dianjurkan untuk minum obat
(dalam sediaan suspensi) dalam setiap kali minum 1 sendok teh. Dan dalam sehari
andi harus meminum sebanyak 3x. obat ini diminum sesudah makan. Dan harus
dikocok terlebih dahulu sebelum diminum.
4. Tujuan pengobatan
Dalam pratikum ini tujuan pengobatan yang ditujukan kepada
pasien yaitu menggunakan bentuk sediaan obat yang berbentuk suspensi, yang cara pemakainya secara oral,
yang menjadi dasar pertimbangan untuk dibuat sediaan suspensi karena pasienya
masih berusia 5 tahun, Dimana biasanya anak dengan usia itu, masih susah untuk
minum obat. Dan manfaat sediaan obat
suspensi sendiri yaitu:
1. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima
tablet/ kapsul, terutama anak-anak.
2. Homogenitas tinggi
3. Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet/kapsul karena
luas
permukaan
4. kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat
5. Dapat menutupi rasa tidak enak/pahit obat (dari larut/tidaknya)
6. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil
dalam air
Bahan utama bentuk sediaan suspensi
yaitu contrimoxazol, dimana tujuan pengobatanya sendiri untuk:
- Infeksi traktus urinarius seperti pielonefritis, pielitis dan
prostatitis akut dan kronis yang disebabkan oleh kuman yang sensitif, seperti E.coli,
Klebsiella, Enterobacter dan Proteus mirabilis.
- Infeksi traktus gastrointestinalis, terutama
yang disebakan oleh kuman Salmonella dan Shigella seperti demam
tifoid, paratifoid dan disentri basiler.
- Infeksi traktus respiratorius seperti
bronkitis akut dan sinusitis akut yang disebabkan oleh kuman H. influenzae
atau S. pneumoniae.
- Infeksi THT seperti otitis media akut yang
disebabkan oleh kuman H. influenzae atau S. pneumoniae.
D.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dalam pratikum pembuataan sediaan obat
suspensi yaitu:
1.Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
2. Salah satu keuntungan
suspensi adalah tertutupnya rasa tidak enak atau rasa pahit obat yang
kebanyakan kurang disukai oleh anak-anak sehingga memungkinkan untuk diberikan
pada anak-anak.sedangkan kerugiannya adalah pada saat penyimpanan kemungkinan
terjadi perubahan sistem dispersi.
3. Suspensi yang ideal
setidaknya haruslah dibuat dengan tepat, mengendap secara lambat dan harus rata
lagi bila dikocok.
E. Saran
Diharapkan kepada semua pratikum untuk
lebih banyak belajar mengenai sifat, stabilitas, tipe suspensi maupun cara
melarutkan dan penyimpananya.
pada saat pembuatan suspensi, praktikan harus
mengetahui kelarutan dari bahan-bahan obat yang dikerjakan, Praktikan juga
harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas suspensi,
agar dapat menghasilkan suspensi yang baik.
Resep
no. : VI
Bentuk
Sediaan : Solutio
A.
Dasar
Teori
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu
atau lebih zat kimia yang terlarut. Misal : terdispersi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Karena molekul-molekul dalam larutan
terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk
sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian
yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
Bila zat A dilarutkan dalam air atau pelarut
lain akan terjadi tipe larutan sebagai berikut :
a. Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah
kecil zat A yang terlarut.
b. Larutan, yaitu larutan yang mengandung sejumlah besar
zat A yang terlarut.
c. Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah
maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.
d. Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung
jumlah zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam air pada
temperatur tertentu.
B.
Resep
1. Resep :
·
R/ Sol. Amm.
Spir. Anis (SASA) 3
·
Ammonii Chlorid 1
·
Succ Liquiritae 5
·
Aqua 135
·
M.f.sol
·
S.t.d.d. C.I
2. Khasiat :
Ammonii Chlorid
:
Nama resmi :
AMMONIA LIQUIDA
Nama sinonim : Amonia encer
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,di tempat sejuk
K/P : Zat tambahan
Aqua :
Nama resmi :
AQUA DESTILLATA
Nama sinonim :
Air suling, Air murni
Rumus molekul :
H2O
Berat molekul :
18,02
Pemerian : Cairan
jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup baik
K/P : Zat tambahan
3. Dosis :
Ammonii Chlorid : 1 g = 100 mg Aqua : 135 ml
Succ Liquiritae : 5 g = 500 mg
4. Cara Kerja :
a. Timbang bahan-bahan
b. Gerus succus liq. Dalam mortir dengan air hangat,
masukan dalam botol
c. Larutkan ammonium chlorida dengan aquadest, masukan ke
dalam botol
d. Terakhir tambahkan SASA ke dalam botol
e. Tutup dan beri etiket.
5. Etiket :
Laboratorium
UNRIYO
Yogyakarta
|
No: VI tgl:
Nama : Tini
3x sehari 1 sendok,
Dikocok terlebih dahulu.
paraf
|
C. Pembahasan
Sediaan
obat berupa cair atau sirup, yang diperuntukan untuk obat batuk. Dalam membuat
obat tidak ditemukan masalah. Dosis yang digunakan untuk orang dewasa yang
bertujuan agar pasien yang mengalami radang atau pun batuk dapat meminum obat
ini. Obat ini membuat ngantuk, jika keadaan sudah baik terapi obat ini dapat di
hentikan dan di simpan kembali di ruangan tertutup dengan menutup serta membersihkan
penutup botolnya.
D. Kesimpulan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu
atau lebih zat kimia yang terlarut. Misal : terdispersi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Karena molekul-molekul dalam larutan
terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk
sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki
ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
Bila zat A dilarutkan dalam air atau pelarut
lain akan terjadi tipe larutan sebagai berikut :
a. Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah
kecil zat A yang terlarut.
b. Larutan, yaitu larutan yang mengandung sejumlah besar
zat A yang terlarut.
c. Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah
maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.
d. Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung
jumlah zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam air pada
temperatur tertentu.